Laman

Wednesday 25 February 2015

BERGURU KEPADA SANG MAHAGURU


Seperti tak pernah habis dan tak akan selesai untuk di bahas. Dari berbagai segi dan aspek, kesempurnaan akan uswah dan akhlaknya, selayaknya menjadi teladan dan panutan dalam praktik kehidupan. Tak hanya itu, hampir dalam setiap lembar kehidupannya, menjadi catatan emas sejarah yang akan terkenang dan dikenang sepanjang keberadaan sejarah itu sendiri. Dialah hamba Allah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, kedatangannya menjadi rahmat bagi seluruh alam, kemuliaan akan budi pekerti dan tabiatnya menjadi hal yang tak pernah selesai untuk diperbincangkan, dialah manusia agung yang cahaya kenabiannya telah diciptakan oleh Yang Maha Mencipta untuk menyinari alam beserta isinya, Muhammad bin Abdullah.

Bukan hanya kaum muslim saja yang
mengakui keberhasilan Muhammad bin Abdullah dalam membina dan mengantarkan ummat menuju jalan terang, penulis Barat, Michael H. Hart menempatkan Muhammad bin Abdullah sebagai manusia pertama di atas 100 orang yang paling berpengaruh di dunia. Dalam buku yang ditulisnya, Hart menempatkan Muhammad pada urutan pertama. Keputusan untuk menempatkan Rasulullah diurutan terdepan ini bukannya tanpa alasan, pertimbangan penulis yang bukunya telah diterjemahkan kedalam ratusan bahasa ini menyatakan bahwa Muhammad adalah orang yang paling berhasil mempengaruhi banyak orang di dunia. Keberhasilan yang dicapainya mampu mengantarkan manusia kepada jalan terang yang kala itu umat manusia berada dalam keraguan, kebimbangan dan kebodohan yang amat sangat terasa. Bukan hanya itu, dakwah yang disampaikan Muhammad ke seluruh pelosok Arab kala itu, dampaknya pun langsung terasa, kegigihannya dalam menegakkan ajaran agama yang dibawanya, mengantarkannya pada keberhasilan yang mahadahsyat, yang hingga kini, ketika ia telah tiada, ajarannya masih saja diikuti oleh banyak orang diseluruh penjuru dunia. Demikian seperti ditulis Hart dalam bukunya tersebut.

Muhammad terlahir dari kalangan keluarga sederhana, Abdullah sebagai seorang ayah, telah meninggalkannya sejak Muhammad masih dalam kandungan. Delapan tahun setelah kelahirannya, Ibundanya Siti Aminah pun mengahdap Sang Khaliq. Muhammad kecil kemudian diasuh dan dibesarkan oleh paman dan kakeknya. Berbeda dengan anak-anak seusianya, Muhammad sejak kecl telah terjaga kesucian dan budi pekertinya. Akhlaknya yang mulia adalah bentuk nyata bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan yang terpilih.

Masa remaja Muhammad dialui dengan penuh perjuangan, sejak kecil ia telah mengembala kambing, yang pada keterangan berikutnya bahwa semua semata untuk melatih kesabarannya. Saat remaja, Muhammad pergi berdagang ke Syam, pada masa ini, sifatnya sangat nampak terlihat, tak salah jika orang-orang pada saat itu memberinya gelar Al-Amin. Perjalanan Muhammad pun tak berhenti disitu, ketika usianya menginjak 25 tahun, ia kemudian menikah dengan Khadijah al-Kubro, istri yang paling disayang, istri yang selalu mendukung dan menyatakan keimanan kepadanya pada masa berikutnya. Saat itu, usia Khadijah dalam satu sirah disebutkan adalah 40 tahun.

Al-Amin adalah gelar yang disandangkan kepada Muhammad oleh orang-orang kala itu, betapa tidak, ketika usia Muhammad menginjak 30 tahun, orang-orang memberinya kepercayaan untuk memutuskan satu masalah besar, yang jika salah sedikit saja dalam mengambil keputusan, maka petaka luar biasa akan terjadi. Saat itu Muhammad diminta oleh suku Quraisy untuk memberikan jalan keluar terhadap suku yang berselisih dalam peletakan hajar aswad. Setiap orang dari masing-masing suku ingin meletakkannya, hingga hampir saja terjadi pertumpahan darah. Akhirnya Muhammad menjadi penengah dan memberikan jalan keluar jitu saat itu, bahwa peletakan hajar aswad dilakukan oleh setiap orang yang menginginkannya kala itu, Muhammad kemudian mengambil sorban dan meletakkanya di tanah, batu hitam itu pun dipindahnya ke atas sorban, empat orang dari masing-masing suku yang berselisih itu kemudian saling memegang ujung sorban dan secara bersama-sama memindahkan hajar aswad itu pada tempat yang telah disepakati.

Allah mengutus Muhammad sebagai Rasul saat usianya menginjak angka 40 tahun. Saat itu, kebiasaan Muhammad adalah ber-tahannuts di gua hira. Pada satu ketika, Allah mengutus malaikat Jibril kepada Muhammad dengan membawa lima ayat pertama dalam al-Quran surat al-Alaq, yang kemudian menjadi wahyu pertama yang diterima Muhammad kala itu. Perintah yang diterima Muhammad pertama kali adalah membaca. Namun perintah ini tidak kemudian serta merta dipahami oleh Muhammad, dengan bimbingan Jibril, perlahan tapi pasti Muhammad kemudian membaca ayat demi ayat dalam al-Quran sebagai wahyu pertama yang di bawa oleh Jibril kala itu.

Permulaan dakwah yang dilakukan Rasulullah adalah kepada orang terdekat, istri, keluarga dan sanak saudara serta beberapa sahabat beliau. Dakwah yang dilakukan dengan jalan sembunyi-sembunyi ini sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah. Hingga tiba saatnya Allah memerintahkan kepada Muhammad untuk berdakwah secara terang-terangan kepada semua orang kala itu.

Perjalanan dakwah Muhammad tak semulus yang dibayangkan, cemooh, hinaan, cacian, dan bahkan ancaman pembunuhan seringkali diterimanya kala menyampaikan ajaran Tuhan. Namun Muhammad adalah manusia terpilih, manusia agung yang mampu bertahan dalam terpaan badai kehidupan, apapun yang menghalalngi dakwahnya, Muhammad tak pernah gentar dan pantang mundur. Bukan kekerasan yang ia gunakan, melainkan sifat lemah lembutnya mengantarkannya pada kesuksesan perjuangannya. Salah satu yang juga menjadi peristiwa besar dalam sejarah panjang perjuangan Muhammad adalah bersatunya golongan Anshar dan Muhajirin. Berkat kepiawaian Muhammad dalam memimpin, maka dua golongan ini akhirnya dapat disatukan dalam ikatan persaudaraan yang kokoh, keduanya saling bahu membahu, saling menolong, saling mengingatkan dan bahkan saling melindungi.

Perjalanan panjang dakwah Muhammad ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam kehidupan, bahwa hidup adalah proses dan perjalanan panjang yang harus dilalui oleh manusia. Bukan hanya sekedar hidup untuk bertahan hidup, namun hidup juga untuk melatih diri, melatih jiwa, menempa diri menjadi insan kamil sebagaimana Rasulullah. Kerikil kehidupan yang tajam telah dilalui oleh Rasulullah, keberhasilannya tak perlu ditanyakan lagi, rahmat bagi seluruh alam benar-benar terasa hingga kini, bahwa datangnya beliau adalah rahmat, bukan hanya bagi bangsa Arab, namun untuk alam semesta beserta isinya.

Gambaran inilah yang hendaknya dapat kita contoh dalam kehidupan. Bagaimana selayaknya kita mampu menjadi manusia, yang setidaknya mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, menjadi manusia yang setidaknya mampu memberikan manfaat kepada orang-orang yang ada disekitarnya, menjadi manusia yang kelak akan mengantarkan diri dan bangsa ini menjadi rahmat dan kebaikan bagi semuanya.

Muhammad bin Abdullah adalah Mahaguru yang paling tepat untuk dijadikan teladan, bahkan dalam setiap aspek kehidupan. Mulai dari hal yang paling kecil, bagaimana beliau memelihara dan merawat kebersihan diri, menjaga kehormatan diri dan keluarga, tata cara makan dan minum, sampai pada hal yang besar seperti urusan kenegaraan, permasalah politik, dan sebagainya. Semuanya tersaji lengkap dalam diri Rasulullah, sebagaimana yang disampaikan Allah, bahwa Rasulullah di utus untuk menyempurnakan akhlak, bahwa Rasulullah di utus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

No comments:

Post a Comment