Seperti tak pernah habis dan tak
akan selesai untuk di bahas. Dari berbagai segi dan aspek, kesempurnaan akan uswah
dan akhlaknya, selayaknya menjadi teladan dan panutan dalam praktik kehidupan. Tak
hanya itu, hampir dalam setiap lembar kehidupannya, menjadi catatan emas
sejarah yang akan terkenang dan dikenang sepanjang keberadaan sejarah itu
sendiri. Dialah hamba Allah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak,
kedatangannya menjadi rahmat bagi seluruh alam, kemuliaan akan budi pekerti dan
tabiatnya menjadi hal yang tak pernah selesai untuk diperbincangkan, dialah
manusia agung yang cahaya kenabiannya telah diciptakan oleh Yang Maha Mencipta
untuk menyinari alam beserta isinya, Muhammad bin Abdullah.
Bukan hanya kaum muslim saja yang
mengakui keberhasilan Muhammad bin Abdullah dalam membina dan mengantarkan
ummat menuju jalan terang, penulis Barat, Michael H. Hart menempatkan Muhammad
bin Abdullah sebagai manusia pertama di atas 100 orang yang paling berpengaruh
di dunia. Dalam buku yang ditulisnya, Hart menempatkan Muhammad pada urutan
pertama. Keputusan untuk menempatkan Rasulullah diurutan terdepan ini bukannya
tanpa alasan, pertimbangan penulis yang bukunya telah diterjemahkan kedalam
ratusan bahasa ini menyatakan bahwa Muhammad adalah orang yang paling berhasil
mempengaruhi banyak orang di dunia. Keberhasilan yang dicapainya mampu
mengantarkan manusia kepada jalan terang yang kala itu umat manusia berada
dalam keraguan, kebimbangan dan kebodohan yang amat sangat terasa. Bukan hanya
itu, dakwah yang disampaikan Muhammad ke seluruh pelosok Arab kala itu,
dampaknya pun langsung terasa, kegigihannya dalam menegakkan ajaran agama yang
dibawanya, mengantarkannya pada keberhasilan yang mahadahsyat, yang hingga
kini, ketika ia telah tiada, ajarannya masih saja diikuti oleh banyak orang
diseluruh penjuru dunia. Demikian seperti ditulis Hart dalam bukunya tersebut.
Muhammad terlahir dari kalangan
keluarga sederhana, Abdullah sebagai seorang ayah, telah meninggalkannya sejak
Muhammad masih dalam kandungan. Delapan tahun setelah kelahirannya, Ibundanya
Siti Aminah pun mengahdap Sang Khaliq. Muhammad kecil kemudian diasuh dan
dibesarkan oleh paman dan kakeknya. Berbeda dengan anak-anak seusianya,
Muhammad sejak kecl telah terjaga kesucian dan budi pekertinya. Akhlaknya yang
mulia adalah bentuk nyata bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan yang terpilih.
Masa remaja Muhammad dialui
dengan penuh perjuangan, sejak kecil ia telah mengembala kambing, yang pada
keterangan berikutnya bahwa semua semata untuk melatih kesabarannya. Saat
remaja, Muhammad pergi berdagang ke Syam, pada masa ini, sifatnya sangat nampak
terlihat, tak salah jika orang-orang pada saat itu memberinya gelar Al-Amin.
Perjalanan Muhammad pun tak berhenti disitu, ketika usianya menginjak 25
tahun, ia kemudian menikah dengan Khadijah al-Kubro, istri yang paling
disayang, istri yang selalu mendukung dan menyatakan keimanan kepadanya pada
masa berikutnya. Saat itu, usia Khadijah dalam satu sirah disebutkan adalah
40 tahun.
Al-Amin adalah gelar yang
disandangkan kepada Muhammad oleh orang-orang kala itu, betapa tidak, ketika
usia Muhammad menginjak 30 tahun, orang-orang memberinya kepercayaan untuk
memutuskan satu masalah besar, yang jika salah sedikit saja dalam mengambil
keputusan, maka petaka luar biasa akan terjadi. Saat itu Muhammad diminta oleh
suku Quraisy untuk memberikan jalan keluar terhadap suku yang berselisih dalam
peletakan hajar aswad. Setiap orang dari masing-masing suku ingin
meletakkannya, hingga hampir saja terjadi pertumpahan darah. Akhirnya Muhammad
menjadi penengah dan memberikan jalan keluar jitu saat itu, bahwa peletakan
hajar aswad dilakukan oleh setiap orang yang menginginkannya kala itu, Muhammad
kemudian mengambil sorban dan meletakkanya di tanah, batu hitam itu pun
dipindahnya ke atas sorban, empat orang dari masing-masing suku yang berselisih
itu kemudian saling memegang ujung sorban dan secara bersama-sama memindahkan
hajar aswad itu pada tempat yang telah disepakati.
Allah mengutus Muhammad sebagai
Rasul saat usianya menginjak angka 40 tahun. Saat itu, kebiasaan Muhammad
adalah ber-tahannuts di gua hira. Pada satu ketika, Allah mengutus
malaikat Jibril kepada Muhammad dengan membawa lima ayat pertama dalam al-Quran
surat al-Alaq, yang kemudian menjadi wahyu pertama yang diterima Muhammad kala
itu. Perintah yang diterima Muhammad pertama kali adalah membaca. Namun
perintah ini tidak kemudian serta merta dipahami oleh Muhammad, dengan
bimbingan Jibril, perlahan tapi pasti Muhammad kemudian membaca ayat demi ayat
dalam al-Quran sebagai wahyu pertama yang di bawa oleh Jibril kala itu.
Permulaan dakwah yang dilakukan
Rasulullah adalah kepada orang terdekat, istri, keluarga dan sanak saudara
serta beberapa sahabat beliau. Dakwah yang dilakukan dengan jalan
sembunyi-sembunyi ini sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Allah kepada
Rasulullah. Hingga tiba saatnya Allah memerintahkan kepada Muhammad untuk
berdakwah secara terang-terangan kepada semua orang kala itu.
Perjalanan dakwah Muhammad tak
semulus yang dibayangkan, cemooh, hinaan, cacian, dan bahkan ancaman pembunuhan
seringkali diterimanya kala menyampaikan ajaran Tuhan. Namun Muhammad adalah
manusia terpilih, manusia agung yang mampu bertahan dalam terpaan badai
kehidupan, apapun yang menghalalngi dakwahnya, Muhammad tak pernah gentar dan
pantang mundur. Bukan kekerasan yang ia gunakan, melainkan sifat lemah
lembutnya mengantarkannya pada kesuksesan perjuangannya. Salah satu yang juga
menjadi peristiwa besar dalam sejarah panjang perjuangan Muhammad adalah
bersatunya golongan Anshar dan Muhajirin. Berkat kepiawaian
Muhammad dalam memimpin, maka dua golongan ini akhirnya dapat disatukan dalam
ikatan persaudaraan yang kokoh, keduanya saling bahu membahu, saling menolong,
saling mengingatkan dan bahkan saling melindungi.
Perjalanan panjang dakwah
Muhammad ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam kehidupan,
bahwa hidup adalah proses dan perjalanan panjang yang harus dilalui oleh
manusia. Bukan hanya sekedar hidup untuk bertahan hidup, namun hidup juga untuk
melatih diri, melatih jiwa, menempa diri menjadi insan kamil sebagaimana
Rasulullah. Kerikil kehidupan yang tajam telah dilalui oleh Rasulullah,
keberhasilannya tak perlu ditanyakan lagi, rahmat bagi seluruh alam benar-benar
terasa hingga kini, bahwa datangnya beliau adalah rahmat, bukan hanya bagi
bangsa Arab, namun untuk alam semesta beserta isinya.
Gambaran inilah yang hendaknya
dapat kita contoh dalam kehidupan. Bagaimana selayaknya kita mampu menjadi
manusia, yang setidaknya mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang
lain, menjadi manusia yang setidaknya mampu memberikan manfaat kepada orang-orang
yang ada disekitarnya, menjadi manusia yang kelak akan mengantarkan diri dan
bangsa ini menjadi rahmat dan kebaikan bagi semuanya.
No comments:
Post a Comment