Selamat Datang di Website MONGGOMEMBACA. Monggo Tingkatkan Semangat untuk Masa Depan yang lebih baik ...

Monday 27 May 2013

TAK PERLU BERFIKIR APAKAH KITA LEBIH BAIK DARI ORANG LAIN

Saya sangat sadar bahwa judul tulisan kali ini akan menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa, bagaimana dan kenapa judul
itu dapat kemudian saya tulis dan saya curahkan ke dalam blog ini, semata-mata hanya untuk evaluasi diri, evaluasi cara hidup dan gaya hidup diri, evaluasi terhadap apa yang telah dilalui oleh diri dalam kehidupan ini.
Dini hari tadi saya membaca status yang ditulis oleh salah satu teman facebook yang mengatakan bahwa Ilmu adalah Makanan Bagi Jiwa, ungkapan itu ia kutip dari seorang filsuf Yunani Plato, dari tulisan itu kemudian timbullah keinginan saya untuk mengungkapkan sedikit ilmu yang saya punya dengan harapan dapat menjadi makanan jiwa, bagi diri saya sendiri khususnya dan untuk yang membaca tulisan ini pada umumnya.
Banyak hal dalam hidup ini yang seolah menjadi beban dalam hidup, bahkan tidak pernah disadari bahwa beban yang kita anggap beban itu sebenarnya bukanlah beban,
bukanlah sesuatu yang dapat membebani pikiran dan cara pikir kita, sebaliknya bahwa yang kita anggap beban itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan kepada kita, namun sama sekali tidak kita sadari.
Apa yang telah kita lakukan, apa yang sudah menjadi kebiasaan kita dalam hidup, sehingga membuat kita menjadi orang yang mudah menyimpulkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya, menjadikan kita sebagai orang yang arogan dan egois serta jauh dari perilaku altruistik. Padahal manusia adalah zoon politicon, butuh kepada makhluk lain, ingin dan harus bergaul dengan makhluk lain, serta membutuhkan pertolongan dan keterlibatan makhluk lain, untuk hal itu maka perilaku egois seharusnya dikubur dalam-dalam, tanamkan perilaku altruistik dalam jiwa sebagai bentuk bahwa ilmu itu telah benar-benar memberikan makanan kepada jiwa kita.
Tak perlu kita berfikir apakah orang yang ada disekitar kita lebih baik dari diri kita, tak usah kita peduli dan apalagi membicarakan orang lain apakah ia sukses, berhasil, kaya raya, harta melimpah, semuai keinginan terpenuhi dan sebagainya, yang harus kita pikirkan dan lakukan adalah bagaimana kita memperbaiki diri, bagaimana kita menjadikan diri sebagai manusia yang tangguh dan jauh dari hal negatif, bagaimana kita menempatkan diri pada tempat yang sebenarnya dan temapt itu memang layak untuk kita tempati, tidak malah sebaliknya.
Masih banyak manusia diluar sana yang lebih tidak baik keadaannya dari kita, mereka yang dalam kesehariannya tidak memliki harta yang melimpah, masih dapat bersyukur dengan lisan yang khusyu’ kepada Tuhan bahwa setiap hari nikmat-Nya masih terus mereka terima berupa makanan yang cukup, mereka yang berada dibawah garis kemiskinan pun selalu dan senantasa bersyukur dan tidak pernah mengeluh, bahwa nikmat hidup berupa kesehatan yang mereka terima setiap hari tak pernah mereka sia-siakan untuk tidak melakukan hal-hal yang bernilai ibadah kepada Tuhan, bagaimana dengan kita ???
Harta, tahta, derajat dan martabat yang menjadi impian telah kita nikmati setiap hari tanpa rasa syukur, Tuhan pun tidak pernah protes kepada manusia mengapa manusia jarang sekali bersyukur, padahal nikmat Tuhan tanpa henti terus mengalir kepada manusia. Jika kita bandingkan dengan mereka yang berada di bawah kita, maka apa yang kita lakukan, apa yang kita rasakan, apa yang telah kita nikmati tidak bernilai apa-apa, rasa syukur mereka jauh lebih indah dan khusyu’ dikumandangkan setiap detik kepada Sang Pemberi Nikmat, berbeda dengan kita yang seringkali mengeluh, berandai-andai kepada hal-hal yang negatif, memikirkan sesuatu yang seolah-olah mendahului Kehendak Yang Maha Menghendaki, memang pada fitrahnya manusia dijadikan dalam keadaan yang seringkali dan suka mengeluh, inna-al insa>a>na khuliqa halu^a>. Wallahu ‘a’lam.

No comments:

Post a Comment