Malam
itu, minggu 26 Mei 2013 terasa begitu indah bagi seseorang yang saya temui di
sebuah rumah yang lumayan mewah, ia adalah salah satu peserta didik saya yang tahun ini merupakan peserta dan pelaku utama UN 2013, dengan
bersemangat dan penuh kebahagian ia menghampiri saya seraya meloncat kegirangan karena bahagia dan bangga yang meliputi kehidupannya, bukan karena ia lulus UN 2013, bukan pula karena ia mendapat banyak uang dan hadiah dari orang tua atau pacarnya, tapi ada hal yang lebih menggebirakannya malam itu. yaa….dia baru saja melihat pengumuman kelulusan penerimaan SNMPTN 2013 (2012 : SNMPTN Jalur Undangan), dan ia dinyatakan lulus dan diterima disalah satu perguruan tinggi ternama di Negeri ini.
bersemangat dan penuh kebahagian ia menghampiri saya seraya meloncat kegirangan karena bahagia dan bangga yang meliputi kehidupannya, bukan karena ia lulus UN 2013, bukan pula karena ia mendapat banyak uang dan hadiah dari orang tua atau pacarnya, tapi ada hal yang lebih menggebirakannya malam itu. yaa….dia baru saja melihat pengumuman kelulusan penerimaan SNMPTN 2013 (2012 : SNMPTN Jalur Undangan), dan ia dinyatakan lulus dan diterima disalah satu perguruan tinggi ternama di Negeri ini.
Alangkah
bangga dan bahagianya ia malam itu, dengan penuh antusiasme dan semangat tinggi
ia menceritakan segalanya pada saya malam itu, pengalamannya, jurusan yang akan
ia tempuh, teman-teman seperjuangannya yang kebetulan lulus dan
akan berada
satu kampus dengannya, –mereka juga bagian dari peserta didik saya- serta
banyak hal lain lagi yang ia ungkapkan malam itu pada saya, karena bahagia dan
bangga yang ia rasakan malam itu teramat besar, rasanya tak cukup waktu untuk
menceritakan kebahagiaannya. Disisi lain, ketika saya beranjak pulang, tidak
disangka sama sekali ucapan terimakasih saya terima dari orang tuanya, ucapan
itu berulang kali beliau sampaikan pada saya atas bimbingan yang telah saya
berikan selama ini, -walaupun pada kenyataannya tak ada yang saya berikan
pada putrinya- saya pun merasakan kebahagiaan yang teramat sangat, rasa
bangga dan bahagia itu pun saya masih saja rasakan sampai dirumah, tak
henti-hentinya saya pun berbagi cerita dengan istri tercinta akan keberhasilan
yang baru saja diraih salah satu dan mungkin beberapa perserta didik saya yang
belum juga saya tahu kabarnya.
Keesokan
harinya cerita masih saja berlanjut di sekolah, banyak peserta didik yang
datang, yang kebetulan dari mereka adalah peserta UN 2013, banyak cerita yang
lahir disini, air mata bahagia, haru dan rasa bangga pun bercampur menjadi
satu, dan rupanya kebahagiaan dan rasa bangga itu tidak hanya dirasakan oleh
saya pribadi sebagai pendidik, bahkan teman-teman dikantor pun merasakan hal
yang sama, bahagia dan bangga akan keberhasilan yang diraih oleh sebagian
peserta didik yang berhasil lulus di beberapa PTN favorit yang mereka tuju dan
inginkan.
Keberhasilan
dan sukses yang diraih dan didapat manusia tidak bisa didapat dengan begitu
mudah san tanpa kerja keras dan kerja cerdas, mereka yang berhasil dalam meraih
impian dan cita-cita telah berjuang dan berusaha serta mempersiapkan segala
sesuatu dari awal, bukannya tanpa perhitungan yang matang, bukan pula tanpa ikhtiar
serta doa yang khusyu’, jauh dari semua itu Tuhan pun telah mempersiapkan
rencana indah dibalik semua ikhtiar manusia dalam kehidupannya. Bagi mereka
yang yakin akan usaha dan doa khusyu’ yang ia panjatkan kepada Tuhan, maka
konsep LAA RAIBA FIIH telah benar-benar melekat padanya, sama sekali tidak ada
keraguan dalam siri mereka akan masa depan yang akan meraka raih kelak,
sehingga ikhtiar yang mereka lakukan ikhlas semata hanya mengharap ridho Allah,
dan hasilnya, Alhamdulillah…
Ada
pula yang berhasil, meraih kesuksesan dan impian, namun ikhtiar yang dilakukan
tidaklah ‘segetol’ mereka yang yakin akan konsep LAA RAIBA FIIH, namun dibalik
itu bukannya mereka tanpa ikhtiar, dibalik itu ada doa khusyu’ dan kebikan
kecil yang dilakukan yang dapat mengantarkan mereka menuju pintu keberhasilan,
kebaktian dan perasaan tawadhu’ kepada guru dan orang tua menjadi salah
satu kunci keberhasilan mereka dalam meraih cita-cita dan impian, ini pula yang
kemudian menjadikan mereka masuk kedalam konsep kedua, MIN HAISU LAA YAHTASIB.
Lalu
bagaimana dengan mereka yang tidak atau
belum berhasil ?? padahal dalam keseharian dan kehidupan mereka dapat dikatakan
lebih baik dan bahkan lebih teratur dan disiplin dibanding mereka yang
tergolong kedalam kelompok MIN HAISU LAA YAHTASIB, apa kemudian yang salah dari
mereka ?? apa yang sebenarnya terjadi pada mereka ?? akankah Tuhan melupakan
mereka ?? bagaimana nasib mereka kemudian ??
Dalam
kasus yang terakhir ini, kita tidak bisa kemudian menilai dari satu sisi dan
sudut pandng saja, banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal ini, bukan hanya
faktor yang jelek dan tidak baik saja, dapat jadi Tuhan telah mempersiapkan
yang terbaik dan lebih baik dari saat ini yang belum mereka raih dan dapatkan,
bisa jadi pula bahwa rencana indah Tuhan telah menanti mereka dimasa yang akan
datang.
Bagi
mereka yang memang tidak dan kurang peduli akan masa depannya, jangan dikira
Tuhan pun akan melupakan mereka begitu saja, pasti dibalik itu ada jalan MIN
HAISU LAA YAHTASIB yang akan menghampiri mereka dengan LAA RAIBA FIIH dalam
kehidupannya, Aamiin.
No comments:
Post a Comment