Hari itu menjadi awal perjalanan
dan pengalaman berharga saya dalam hidup, disamping pengalaman hidup berharga
yang lain yang telah saya lalui selama Allah memberikan kehidupan kepada saya
di dunia. Perjalanan spiritual dan
kontemplasi serta sarana evaluasi diri menjadi pengalaman berharga dalam hidup ini, pengalaman yang sama sekali tak ternilai harganya, pengalaman baru berkomunikasi dengan Sang Pemiliki Kehidupan dengan penuh kemesraan.
Ketika kita mengaharapkan dan
menginginkan sesuatu, maka fitrah kita sebagai manusia akan semakin nampak,
keinginan kita terhadap apa yang menjadi cita-cita besar dalam hidup akan
menjadikan kita semakin dengan dengan Yang Maha Memberi, wajar dan sudah
menjadi kebiasaan manusia yang diciptakan dengan ungkapan innal insaana
khuliqa haluu’aa. Namun disisi lain
kita telah perlahan menemukan jatidiri yang sebenarnya, jatidiri yang benar-benar menunjukkan sifat dan ciri khas manusia sebagai makhluk yang suka sekali mengeluh. Kebutuhan dan misi manusia dalam hidup akan diungkapkan kepada Yang Maha Menguasai ketika manusia itu telah mencapai titik jenuh, setelah berbagai usaha yang dilakukan (oleh mereka yang berusaha tentunya), maka jalan selanjutnya yang harus ditempuh manusia adalah merendahkan hati, menadahkan tangan, memohon, bersujud, berdoa, bermunajat dan berserah diri kepada Yang Maha Mencintai atas segala apa yang menjadi cita-cita, keinginan dan harapan besar dimasa yang akan datang.
kita telah perlahan menemukan jatidiri yang sebenarnya, jatidiri yang benar-benar menunjukkan sifat dan ciri khas manusia sebagai makhluk yang suka sekali mengeluh. Kebutuhan dan misi manusia dalam hidup akan diungkapkan kepada Yang Maha Menguasai ketika manusia itu telah mencapai titik jenuh, setelah berbagai usaha yang dilakukan (oleh mereka yang berusaha tentunya), maka jalan selanjutnya yang harus ditempuh manusia adalah merendahkan hati, menadahkan tangan, memohon, bersujud, berdoa, bermunajat dan berserah diri kepada Yang Maha Mencintai atas segala apa yang menjadi cita-cita, keinginan dan harapan besar dimasa yang akan datang.
Tak perlu risau dan tak perlu
galau jika apa yang menjadi impian dan harapan tak kunjung Allah berikan, masih
banyak dan masih panjang jalan yang harus ditempuh, orang yang meraih
kesuksesan pun dalam hidupnya bukan mereka yang bermalasan, bukan kesuksesan
itu didapat dengan hanya sekejap mata bak semudah membalikkan telapak tangan,
namun dibalik itu ada perjuangan, ikhtiar besar, doa yang penuh dengan ikhlas
dan khusyu’ serta keyakinan dan kemantapan hati bahwa apa yang menjadi harapan
dan keinginan pasti akan dijawab oleh Allah.
Manusia yang didesain sedemikian
canggih oleh Allah, dilengkapi dengan akal pikiran yang dapat melampaui apa
yang sebenarnya manusia inginkan (jika akal dan pikiran tersebut dimanfaatkan
pada saat dan tempat yang tepat), masih saja dikarunia dengan nikmat bahwa apa
yang akan dihadapi oleh manusia dalam hidupnya, jika hal itu adalah sebuah
masalah besar, maka Allah tak pernah membiarkan masalah itu melampaui batas
kemampuan manusia, laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa adalah wujud
kasih saying Allah yang tak terbatas untuk manusia, namun jarang sekali yang
menyadari hal itu dan bahkan cenderung lebih banyak mengeluh daripada berusaha,
lebih banyak menangis dan putus asa daripada berdoa dan memohon kepada-Nya,
itulah salah salu sifat buruk manusia, kita pula tentunya tak luput dari itu, cenderung
tak pernah peduli dengan dan terhadap hal-hal kecil sehingga apa yang menjadi
peringatan kepada manusia tanpa disadari pada akhirnya membuat manusia dengan
sendirinya berputus asa sebelum berusaha.
Jika saya dapat meminjam istilah
peribahasa atau ungkapan yang sangat terkenal bahwa semakin tinngi pohon
tumbuh, maka semakin kencang angin meniupnya, sebenarnya kencang tidaknya
angin meniup pohon itu pun bergantung pada ppohon itu sendiri, jika pohon itu
lebih kuat dari tiupan angin, maka sekencang apapun angin bertiup, tak akan
dapat menggoyahkan dan bahkan menggerakkan pohon itu sedikitpun, sebaliknya
jika pohohn itu rapuh, lemah dan tak meliki kekuatan, maka angin yang kecil pun
akan dengan mudah meniupnya. Dalam hidup dan kehidupan kita, filosofis pohon
merupakan gambaran umum manusia yang seringkali diabaikan karena dianggap
sebagai hal yang kecil dan bahkan tak ternilai, faktanya jika hal yang kecil
itu kita sadari dari awal, jika terhadap hal kecil itu kita tanggap dan segera
bertindak, maka hal yang sebenarnya tidak harus terjadi pada kita, dengan
sendirinya akan dapat dihindari atau setidaknya diminimalisir, bukan kita harus
siap terhadap masalah besar yang akan menghadang di depan, namun maslah itu lah
yang harus kita siapkan dan cari solusinya, siap dalam setiap kondisi dan
situasi, siap untuk tetap tegar dan tanpa goyah sedikitpun untuk menghadapi
setiap aral yang akan merintangi ikhtiar dan perjuangan kita dimasa yang akan
datang, tentunya harus diimbangi pula dengan munajat dan khusyu’ ikhlas kepada
Yang Maha Mengabulkan. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment