Selamat Datang di Website MONGGOMEMBACA. Monggo Tingkatkan Semangat untuk Masa Depan yang lebih baik ...

Monday 24 June 2013

ALLAH MAHA TAHU APA YANG MANUSIA MAU !!!



Hari itu menjadi awal perjalanan dan pengalaman berharga saya dalam hidup, disamping pengalaman hidup berharga yang lain yang telah saya lalui selama Allah memberikan kehidupan kepada saya di dunia. Perjalanan spiritual dan
kontemplasi serta
sarana evaluasi diri menjadi pengalaman berharga dalam hidup ini, pengalaman yang sama sekali tak ternilai harganya, pengalaman baru berkomunikasi dengan Sang Pemiliki Kehidupan dengan penuh kemesraan.
Ketika kita mengaharapkan dan menginginkan sesuatu, maka fitrah kita sebagai manusia akan semakin nampak, keinginan kita terhadap apa yang menjadi cita-cita besar dalam hidup akan menjadikan kita semakin dengan dengan Yang Maha Memberi, wajar dan sudah menjadi kebiasaan manusia yang diciptakan dengan ungkapan innal insaana khuliqa haluu’aa. Namun disisi lain
kita telah perlahan menemukan jatidiri yang sebenarnya, jatidiri yang benar-benar menunjukkan sifat dan ciri khas manusia sebagai makhluk yang suka sekali mengeluh. Kebutuhan dan misi manusia dalam hidup akan diungkapkan kepada Yang Maha Menguasai ketika manusia itu telah mencapai titik jenuh, setelah berbagai usaha yang dilakukan (oleh mereka yang berusaha tentunya), maka jalan selanjutnya yang harus ditempuh manusia adalah merendahkan hati, menadahkan tangan, memohon, bersujud, berdoa, bermunajat dan berserah diri kepada Yang Maha Mencintai atas segala apa yang menjadi cita-cita, keinginan dan harapan besar dimasa yang akan datang.
Tak perlu risau dan tak perlu galau jika apa yang menjadi impian dan harapan tak kunjung Allah berikan, masih banyak dan masih panjang jalan yang harus ditempuh, orang yang meraih kesuksesan pun dalam hidupnya bukan mereka yang bermalasan, bukan kesuksesan itu didapat dengan hanya sekejap mata bak semudah membalikkan telapak tangan, namun dibalik itu ada perjuangan, ikhtiar besar, doa yang penuh dengan ikhlas dan khusyu’ serta keyakinan dan kemantapan hati bahwa apa yang menjadi harapan dan keinginan pasti akan dijawab oleh Allah.
Manusia yang didesain sedemikian canggih oleh Allah, dilengkapi dengan akal pikiran yang dapat melampaui apa yang sebenarnya manusia inginkan (jika akal dan pikiran tersebut dimanfaatkan pada saat dan tempat yang tepat), masih saja dikarunia dengan nikmat bahwa apa yang akan dihadapi oleh manusia dalam hidupnya, jika hal itu adalah sebuah masalah besar, maka Allah tak pernah membiarkan masalah itu melampaui batas kemampuan manusia, laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa adalah wujud kasih saying Allah yang tak terbatas untuk manusia, namun jarang sekali yang menyadari hal itu dan bahkan cenderung lebih banyak mengeluh daripada berusaha, lebih banyak menangis dan putus asa daripada berdoa dan memohon kepada-Nya, itulah salah salu sifat buruk manusia, kita pula tentunya tak luput dari itu, cenderung tak pernah peduli dengan dan terhadap hal-hal kecil sehingga apa yang menjadi peringatan kepada manusia tanpa disadari pada akhirnya membuat manusia dengan sendirinya berputus asa sebelum berusaha.
Jika saya dapat meminjam istilah peribahasa atau ungkapan yang sangat terkenal bahwa semakin tinngi pohon tumbuh, maka semakin kencang angin meniupnya, sebenarnya kencang tidaknya angin meniup pohon itu pun bergantung pada ppohon itu sendiri, jika pohon itu lebih kuat dari tiupan angin, maka sekencang apapun angin bertiup, tak akan dapat menggoyahkan dan bahkan menggerakkan pohon itu sedikitpun, sebaliknya jika pohohn itu rapuh, lemah dan tak meliki kekuatan, maka angin yang kecil pun akan dengan mudah meniupnya. Dalam hidup dan kehidupan kita, filosofis pohon merupakan gambaran umum manusia yang seringkali diabaikan karena dianggap sebagai hal yang kecil dan bahkan tak ternilai, faktanya jika hal yang kecil itu kita sadari dari awal, jika terhadap hal kecil itu kita tanggap dan segera bertindak, maka hal yang sebenarnya tidak harus terjadi pada kita, dengan sendirinya akan dapat dihindari atau setidaknya diminimalisir, bukan kita harus siap terhadap masalah besar yang akan menghadang di depan, namun maslah itu lah yang harus kita siapkan dan cari solusinya, siap dalam setiap kondisi dan situasi, siap untuk tetap tegar dan tanpa goyah sedikitpun untuk menghadapi setiap aral yang akan merintangi ikhtiar dan perjuangan kita dimasa yang akan datang, tentunya harus diimbangi pula dengan munajat dan khusyu’ ikhlas kepada Yang Maha Mengabulkan. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment