Islam dikenal
dengan agama yang memiliki julukan rahmatan lil aalaamiin, cinta, kasih
sayang dan peduli serta menyeru kepada kedamaian adalah hal yang dijunjung tinggi
dalam Islam, al-Quran pun menyebut fa aslihu baina akhawaikum (damainakanlah
antara kedua saudaramu), ini kemudian menjadi bukti sahih bagaimana Islam dan
ajarannya sangat menghormati dan menjunjung tinggi kedamaian serta enggan dan
membenci kerusakan dan permusuhan. Siapapun yang mengaku dirinya sebagai
pemeluk Islam, maka wajib baginya untuk menuruti, mengikuti serta menjalankan
syariat yang ada didalamnya termasuk kedamaian dan cinta serta kasih sayang
yang sangat dijunjung tinggi oleh Islam.
Satu contoh
kecil yang bahkan jarang kita sadari bersama adalah permulaan atau awal surat
dalam al-Quran, sudah menjadi skenario Allah bahwa al-Quran diawali dengan
surat yang diberi nama al-Fatihah (pembuka), surat ini pula yang kemudian
menjadi surat yang diturunkan secara lengkap tanpa terpisah antara ayat yang
satu dengan yang lain. Bukti lain adalah permulaan ayat dalam surat ini diseru
dengan ungkapan penuh kasih Bismillahirrahmanirrahim (dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), ini membuktikan bahwa Islam
sangat mencintai kedamaian dan kasih sayang, bagaimana al-Quran menyebut Tuhan
dengan Yang Maha Pengasih serta Penyayang memberikan
makna bahwa isi yang terkandung didalamnya sangatlah indah dan penuh dengan ‘puisi kedamaian’.
makna bahwa isi yang terkandung didalamnya sangatlah indah dan penuh dengan ‘puisi kedamaian’.
Interaksi
dalam kehidupan yang kita jalani tak lepas dari yang namanya konflik, manusia
yang hidup di belahan bumi manapun tak akan pernah terhindar dari konflik,
mulai dari konflik kecil dan mendasar, sampai kepada konflik yang besar dan
menjadi perhatian banyak orang. Kamampuan yang dimiliki manusia pun
berbeda-beda, ada yang dapat memecahkan dan mengatasi konflik dengan cepat dan
individu tanpa butuh banyak bantuan orang lain, adapula mereka yang membutuhkan
banyak bantuan dan keterlibatan orang lain dalam memecahkan dan mengatasi
konflik yang sedang dihadapinya, kemampuan yang dimaksud pun sudah sesuai
dengan kadar manusia masing-masing, laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa,
tinggal bagaiman kita sebagai manusia mampu mengolah dan ‘berdamai’ dengan
konflik yang sedang kita hadapi.
Februari
merupakan satu dari dua belas bulan yang harus dilewati oleh manusia, seperti
sudah menjadi rahasia umum bahwa Februari dikenal dengan bulan ‘kasih sayang’
atau yang biasa disebut sebagai Valentine Day. Tidak semua orang
mengetahui dan paham apa itu Valentine Day dan bagaimana sejarahnya, sebagian
mereka mungkin hanya paham sedikit bahwa Valentine Day adalah hari
dimana antara orang yang satu dengan yang lain dapat mengungkapkan rasa kasih
dan sayang mereka, hari ini pula dianggap sebagai moment yang tepat untuk
mencurahkan dan membuktikan bahwa cinta dan kasih sayang seseorang kepada orang
lain yang dicintainya sangatlah besar, hal ini ditandai dengan saling berbagi
kado dan hadiah serta hal-hal sejenis yang dapat membehagiakan orang yang
dimaksud. Islam bukannya anti terhadap Valentine Day, bahkan dalam Islam
tidak hanya bulan tertentu saja harus mengungkapkan kasih sayang kepada orang
lain, disetiap langkah kehidupan dan detik interaksi dengan manusia lain, Islam
sangat menghargai kasih sayang, dengan catatan kasih sayang yang dimaksud ada
dalam koridor dan tempat yang semestinya, bukan kasih sayang yang berada pada
tempat yang salah.
Valentine
Day yang berada pada tempat yang benar dalam Islam adalah kasih sayang yang
sesuai dengan syariat, kasih sayang antara sesame muslim, kasih sayang antara
lawan jenis yang telah halal dan sah dalam satu ikatan yang diatur menurut
syariat, sedangkan Valentine Day yang keluar dari koridor Islam adalah
kasih sayang dan pergaulan bebas, kasih sayang yang tidak mengenal norma, kasih
sayang yang dicurahkan oleh pria/wanita kepada lawan jenis yang belum halal, yang
terakhir ini kemudian yang menyebabkan konflik dan perpecahan bahkan permusuhan
antara sesama manusia.
Kalaupun kita
masih bersikukuh Valentine Day sebagai sarana yang tepat untuk
mengungkapkan kasih dan sayang kepada sesama dan lawan jenis, maka setidaknya
moment ini dapat menjadi titik balik kita, khususnya umat Islam untuk
muhasabah, refleksi diri dan bahkan titik awal menentukan misi dan target kita
kedepan, bahwa tidak akan ada lagi permusuhan, perpecahan, kebencian dan iri
antar sesama, konflik yang tidak mungkin dapat dihindari hendaknya menjadi
pelajaran dimasa yang akan datang, berdamai dengan konflik pun mungkin dapat menjadi
resolusi dan salah satu cara mengolah konflik menjadi indah tanpa perpecahan
dan permusuhan, sadar bahwa kemampuan yang kita miliki berbeda dan tidak sama,
maka bagaimana kemapuan yang terbatas itu dapat dimaksimalkan dengan senantiasa
bekerja sama, mencoba membentuk kelompok untuk bersama-sama memecahkan masalah,
namun bukan kelompok yang kemudian menjadikan masalah semakin meruncing dan
sulit menemui jalan keluar.
Lingkup yang
lebih besar lagi, Islam pun dengan rinci mengatur bagaimana seharusnya kedamaian
dan kasih sayang dipupuk, dipeliharan dan ditempatkan pada tempat yang
semestinya, kehidupan bermasyarakat paling rentan dekat dengan konflik dan
permasalahan, sulit memang jika manusia (pemimpin) mencoba mewadahi seluruh
keinginan dan aspirasi manusia lain (rakyat, masyarakat), namun setidaknya
manusia (pemimpin) itu dapat menjadi tempat bercurah kasih sayang sehingga
setiap aspirasi dan masalah yang diutarakan oleh manusia lain (rakyat,
masyarakat), walau dalam lingkup dan kuantitas yang kecil, setidaknya dapat
memberikan angin segar dan jawaban mendasar kepada mereka yang membutuhan dan
menantinya.
Kesadaran setiap individu dalam kehidupan,
menjadi hal yang paling mendasar dalam kehidupan ini untuk terciptanya
kedamaian, kasih sayang dan saling menghargai antar sesama, sadar akan
masing-masing fungsi dan tugas pokok manusia, akan menjadikan kehidupan ini Insya
Allah terbebas dari konflik besar yang tak terkendali yang dapat
menimbulkan perpecahan dan permusuhan, mulai dari diri sendiri, mulai dari
masih-masing pribadi, kemudian tularkan dan uswah-kan kepada orang lain
dan lingkungan sekitar.
No comments:
Post a Comment