Selamat Datang di Website MONGGOMEMBACA. Monggo Tingkatkan Semangat untuk Masa Depan yang lebih baik ...

Wednesday 19 February 2014

ISLAM, CINTA DAN KEDAMAIAN (Renungan Februari dan Valentine Day)

Islam dikenal dengan agama yang memiliki julukan rahmatan lil aalaamiin, cinta, kasih sayang dan peduli serta menyeru kepada kedamaian adalah hal yang dijunjung tinggi dalam Islam, al-Quran pun menyebut fa aslihu baina akhawaikum (damainakanlah antara kedua saudaramu), ini kemudian menjadi bukti sahih bagaimana Islam dan ajarannya sangat menghormati dan menjunjung tinggi kedamaian serta enggan dan membenci kerusakan dan permusuhan. Siapapun yang mengaku dirinya sebagai pemeluk Islam, maka wajib baginya untuk menuruti, mengikuti serta menjalankan syariat yang ada didalamnya termasuk kedamaian dan cinta serta kasih sayang yang sangat dijunjung tinggi oleh Islam.
Satu contoh kecil yang bahkan jarang kita sadari bersama adalah permulaan atau awal surat dalam al-Quran, sudah menjadi skenario Allah bahwa al-Quran diawali dengan surat yang diberi nama al-Fatihah (pembuka), surat ini pula yang kemudian menjadi surat yang diturunkan secara lengkap tanpa terpisah antara ayat yang satu dengan yang lain. Bukti lain adalah permulaan ayat dalam surat ini diseru dengan ungkapan penuh kasih Bismillahirrahmanirrahim (dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), ini membuktikan bahwa Islam sangat mencintai kedamaian dan kasih sayang, bagaimana al-Quran menyebut Tuhan dengan Yang Maha Pengasih serta Penyayang memberikan
makna bahwa isi yang terkandung didalamnya sangatlah indah dan penuh dengan ‘puisi kedamaian’.
Interaksi dalam kehidupan yang kita jalani tak lepas dari yang namanya konflik, manusia yang hidup di belahan bumi manapun tak akan pernah terhindar dari konflik, mulai dari konflik kecil dan mendasar, sampai kepada konflik yang besar dan menjadi perhatian banyak orang. Kamampuan yang dimiliki manusia pun berbeda-beda, ada yang dapat memecahkan dan mengatasi konflik dengan cepat dan individu tanpa butuh banyak bantuan orang lain, adapula mereka yang membutuhkan banyak bantuan dan keterlibatan orang lain dalam memecahkan dan mengatasi konflik yang sedang dihadapinya, kemampuan yang dimaksud pun sudah sesuai dengan kadar manusia masing-masing, laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa, tinggal bagaiman kita sebagai manusia mampu mengolah dan ‘berdamai’ dengan konflik yang sedang kita hadapi.
Februari merupakan satu dari dua belas bulan yang harus dilewati oleh manusia, seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa Februari dikenal dengan bulan ‘kasih sayang’ atau yang biasa disebut sebagai Valentine Day. Tidak semua orang mengetahui dan paham apa itu Valentine Day dan bagaimana sejarahnya, sebagian mereka mungkin hanya paham sedikit bahwa Valentine Day adalah hari dimana antara orang yang satu dengan yang lain dapat mengungkapkan rasa kasih dan sayang mereka, hari ini pula dianggap sebagai moment yang tepat untuk mencurahkan dan membuktikan bahwa cinta dan kasih sayang seseorang kepada orang lain yang dicintainya sangatlah besar, hal ini ditandai dengan saling berbagi kado dan hadiah serta hal-hal sejenis yang dapat membehagiakan orang yang dimaksud. Islam bukannya anti terhadap Valentine Day, bahkan dalam Islam tidak hanya bulan tertentu saja harus mengungkapkan kasih sayang kepada orang lain, disetiap langkah kehidupan dan detik interaksi dengan manusia lain, Islam sangat menghargai kasih sayang, dengan catatan kasih sayang yang dimaksud ada dalam koridor dan tempat yang semestinya, bukan kasih sayang yang berada pada tempat yang salah.
Valentine Day yang berada pada tempat yang benar dalam Islam adalah kasih sayang yang sesuai dengan syariat, kasih sayang antara sesame muslim, kasih sayang antara lawan jenis yang telah halal dan sah dalam satu ikatan yang diatur menurut syariat, sedangkan Valentine Day yang keluar dari koridor Islam adalah kasih sayang dan pergaulan bebas, kasih sayang yang tidak mengenal norma, kasih sayang yang dicurahkan oleh pria/wanita kepada lawan jenis yang belum halal, yang terakhir ini kemudian yang menyebabkan konflik dan perpecahan bahkan permusuhan antara sesama manusia.
Kalaupun kita masih bersikukuh Valentine Day sebagai sarana yang tepat untuk mengungkapkan kasih dan sayang kepada sesama dan lawan jenis, maka setidaknya moment ini dapat menjadi titik balik kita, khususnya umat Islam untuk muhasabah, refleksi diri dan bahkan titik awal menentukan misi dan target kita kedepan, bahwa tidak akan ada lagi permusuhan, perpecahan, kebencian dan iri antar sesama, konflik yang tidak mungkin dapat dihindari hendaknya menjadi pelajaran dimasa yang akan datang, berdamai dengan konflik pun mungkin dapat menjadi resolusi dan salah satu cara mengolah konflik menjadi indah tanpa perpecahan dan permusuhan, sadar bahwa kemampuan yang kita miliki berbeda dan tidak sama, maka bagaimana kemapuan yang terbatas itu dapat dimaksimalkan dengan senantiasa bekerja sama, mencoba membentuk kelompok untuk bersama-sama memecahkan masalah, namun bukan kelompok yang kemudian menjadikan masalah semakin meruncing dan sulit menemui jalan keluar.
Lingkup yang lebih besar lagi, Islam pun dengan rinci mengatur bagaimana seharusnya kedamaian dan kasih sayang dipupuk, dipeliharan dan ditempatkan pada tempat yang semestinya, kehidupan bermasyarakat paling rentan dekat dengan konflik dan permasalahan, sulit memang jika manusia (pemimpin) mencoba mewadahi seluruh keinginan dan aspirasi manusia lain (rakyat, masyarakat), namun setidaknya manusia (pemimpin) itu dapat menjadi tempat bercurah kasih sayang sehingga setiap aspirasi dan masalah yang diutarakan oleh manusia lain (rakyat, masyarakat), walau dalam lingkup dan kuantitas yang kecil, setidaknya dapat memberikan angin segar dan jawaban mendasar kepada mereka yang membutuhan dan menantinya.
Kesadaran setiap individu dalam kehidupan, menjadi hal yang paling mendasar dalam kehidupan ini untuk terciptanya kedamaian, kasih sayang dan saling menghargai antar sesama, sadar akan masing-masing fungsi dan tugas pokok manusia, akan menjadikan kehidupan ini Insya Allah terbebas dari konflik besar yang tak terkendali yang dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan, mulai dari diri sendiri, mulai dari masih-masing pribadi, kemudian tularkan dan uswah-kan kepada orang lain dan lingkungan sekitar.

No comments:

Post a Comment